Salomon Begondo saat ngemis dijalan - IST |
Dikatakan Haris Nasution, salah satu pengurus Persipro, tiga pemain asing yang Sylla Mbamba, Salomon Begondo, dan Camara Abdoulaye Sekau, saat itu setahunya terikat kontrak dengan Persipro-Bondowoso United dibawah pimpinan Direktur Saiful Bahri, orang dekat Bupati Bondowoso dengan nilai Rp 200 juta/musim.
Namun dalam perjalanannya, dua pemain tidak digaji dan tinggal di mess Persipro Kota Probolinggo mengingat dalam kesepakatan merger antara Persipro dan Bondowoso United, Persipro diharuskan menyediakan home base, mess dan bus untuk pemain.
"Tapi untuk biaya kontrak pemain dan pelatih dengan Saiful Bahri," ujar Haris kepada beritajatim.com, Senin (2/12/2013).
Kemudian, ketika tidak digaji, ketiga pemain Kamerun tetap tinggal di mess dan pindah di sebuah kost-an. Untuk biaya ditanggung Persipro dengan menunggu jawaban dari Saiful Bahri. "Jadi saat di Probolinggo, Persipro yang menjadi korban untuk mengurusi pemain Kamerun," terangnya.
Masih kata, Haris, dirinya sempat mengeluarkan biaya pribadi untuk transportasi dan makan ketiga pemain Kamerun saat menemui Saiful Bahri di Bondowoso. Namun, ketika bertemu, pemain asingnya tidak diberi sisa gajinya, malah diminta kembali ke Probolinggo. "Jadi kasihan waktu mereka tinggal di Probolinggo," ungkapnya.
Haris juga menceritakan di saat lebaran kemarin, pemain Kamerun sempat
mengemis di jalanan untuk pulang ke Kamerun. Sebagai tanggung jawab moral, Persipro memberikan uang biaya transportasi senilai Rp 10 juta. "Tapi malah ada di Jakarta, sehingga Salomon meninggal dunia, ini yang mengagetkan kami," terangnya. [beritajatim]