Sunardi (kiri) dan Moch. Saiful Rijal - Berita Jatim |
Saiful menandatangani nota kesepahaman dengan Ketua Umum Persid Jember Sunardi, di salah satu rumah makan, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (30/11/2013) malam. Penandatanganan ini disaksikan oleh perwakilan pengurus Persid dan Ketua Umum Berni (Jember Brani) Agus Rizki.
"Kami menargetkan Persid bisa lolos ke Liga Super," kata Sunardi. Ia optimistis Saiful bisa memenuhi target tersebut. Pengurus memberikan kebebasan Saiful untuk mengelola Persid, menentukan pemain dan pelatih.
Saiful siap mengemban tugas sebagai pengelola Persid. "Ini pertemuan keempat kalinya dalam rangka untuk mengaji persepakbolaan. Dihasilkan kesimpulan bagaimana Persid yang notabene merupakan kecintaaan warga Jember memerlukan kesinambungan lebih baik," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qurthuby, Desa Kejayan, Kecamatan Pujer, ini berjanji akan meneruskan sisi positif pengelolaan Persid dalam kompetisi musim kemarin. "Kebersamaan harus kita satukan. Visi dan misi harus disinergikan," kata Saiful.
Kebersamaan dan sinergisitas tim harus dibangun. Saiful menilai, prestasi kesebelasan sepak bola di Indonesia tak terlalu bagus karena kurangnya sinergi ini. "Kalau tim disatukan untuk Persid ke depan, mulai dari pengelola hulu sampai hilir, akan berkesinambungan kekuatan lebih baik. Target prestasi lebih baik isnya allah tercapai. Asal kepengurusan tak ada sikut-menyikut," katanya.
Dalam butir-butir perjanjian nota kesepahaman tak disebutkan nominal investasi pengelolaan. Namun dalam salah satu pasal disebutkan, adanya uang denda Rp 2 miliar yang harus dibayarkan oleh para pihak kepada Yayasan Persid Jember jika terjadi perselisihan.
Sunardi sebagai ketua umum memiliki kewajiban untuk menyiapkan mes, mobil inventaris, dan lapangan atau stadion tempat pertandingan. Biaya perbaikan, keamanan, dan lain-lain menjadi tanggung jawab pengelola.
Pengelola secara resmi menjadi manajer Persid hingga kompetisi Divisi Utama selesai. Dana bantuan dari PT Liga Indonesia akan diserahkan sepenuhnya kepada pengelola. Pengelola juga berwenang menangani panitia pelaksana kegiatan kompetisi, namun kandang Persid harus tetap di Jember.
Pengelola berkewajiban menyiapkan dana penuh untuk membayar pemain dan perangkat tim Persid selama musim kompetisi. Jika gagal menembus Liga Super, pengelola memiliki tugas menjaga agar Persid tetap di papan tengah Divisi Utama.
Pengelola berhak mencari dan mengelola dana dari sponsor. Ia juga harus membayar dana kompensasi 20 persen dana pembinaan dari PSSI yang diperoleh tim jika berhasil menjadi juara pertama, kedua, atau ketiga Divisi Utama. [beritajatim]