 |
| Djoko Driyono - IST |
Karena itu, PSSI selaku induk sepak bola nasional bakal membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kematian Salomon. Pemain 27 tahun tersebut dikabarkan meninggal akibat sakit di bagian perut pada 29 November lalu.
Dia diduga tak memiliki uang untuk berobat. Pasalnya, gaji dari klub tak dibayarkan selama satu musim. Usai kompetisi tak jelas, Begondou dikabarkan tinggal di Tangerang bersama rekannya, Francis Yonga.
Menurut Sekjen PSSI Joko Driyono, pihaknya segera membentuk tim agar mencari data ke lapangan. Dengan demikian bisa diketahui penyebab kematian Begondou, sekaligus berapa tunggakan gaji yang belum dibayarkan.
"PSSI akan membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Kami akan koordinasikan semuanya dan memaksimalkan relasi dan agen Salomon Begondou," kata Joko di Jakarta, Senin (2/12).
Mengenai kepulangan ke Kamerun, PSSI siap mengusahakan. Hanya saja, pemulangan tak bisa diurus dalam waktu satu hari, namun butuh lebih dari satu minggu. "Mudah-mudahan semua mengurus kepulangannya. Insya Allah butuh waktu selama 10 hari," tandasnya.
Sementara itu, Menpora Roy Suryo menyatakan prihatin atas meninggalnya Begondou yang sempat membela Persipro di Divisi Utama versi LPIS. Orang nomor satu di lingkungan Kemenpora ini sudah meminta Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin agar menuntaskan masalah ini.
"Saya sudah komunikasi dengan ketua umum PSSI. Mereka siap membantu dan mengurus segala sesuatu terkait masalah ini. Soal klub yang tak mau bertanggungjawab, biar PSSI yang memberi sanksi," jelasnya.[suara merdeka]
