Sayang, identitas keempat figur masih belum diungkap. Dari kalangan politisi, dua nama mencuat, yakni Ketua DPRD Medan Amiruddin dan anggota Komisi D DPRD Sumut Ajib Shah.
Amiruddin mengakui, panitia adhoc sudah melakukan pendekatan maju sebagai calon ketua umum. Namun, orang nomor satu di gedung dewan rakyat Medan, masih gamang.
Ada iktikad untuk maju, tapi di sisi lain ia menyadari kelemahannya, yakni ketidaksanggupan mengalirkan dana dari kantong sendiri. Itu sebabnya, ia tak mengajukan berkas pendaftaran.
"Sudah ada beberapa kali pertemuan dengan mereka (panitia adhoc). Tapi jujur, soal uang, saya nggak sanggup. Kalau mau bekerja sama, dengan senang hati saya akan berbuat untuk memajukan PSMS Medan," tuturnya kepada Tribun di Medan, Kamis (21/11/2013).
Amiruddin tak menutup kemungkinan untuk maju. Hanya, untuk pemenuhan aspek finansial klub, harus bertumpu pada kolektivitas pengurus. Garansi ini yang tak diyakini bisa muncul, atau setidaknya ditegaskan panitia adhoc.
"Uang sangat penting untuk klub profesional. Tapi, bukan berarti harus dilakukan tunggal oleh ketua umum. Harus mengandalkan kolektivitas pengurus. Jadi, semua pengurus dapat diberdayakan dan terlibat aktif," bebernya.
Sebelumnya, Ketua Tim Penjaringan Azam Nasution menegaskan kemampuan finansial sebagai faktor utama. Setiap figur yang ingin menjadi Ketua Umum PSMS Medan, harus mampu menangani keuangan klub.
Tak sekadar bermodal pribadi, lebih dari itu punya koneksi yang luas untuk menjaring pihak ketiga yang potensial menjadi sponsorship.
"Minimal Rp 6 miliar dan maksimal Rp 8 miliar, atau bisa lebih dari itu. Karena, saat ini kan PSMS kolaps secara pendanaan. Kalau tak ada uang, bagaimana kontrak pemain. Harus ada pemahaman yang jelas bahwa PSMS tak lagi memakai model amatir," beber Azam.
Sekretaris OC Julius Raja sepakat dengan Amiruddin, perihal efektivitas kepengurusan. Sedari awal, panita adhoc juga punya gambaran bahwa struktur kepengurusan harus dihindari dari 'kegemukan'.
Caranya, dengan penempatan figur-figur yang kompeten atau ahli di bidangnya, dan berorientasi bisnis.
Rentang dua musim terakhir, kala PSMS Medan bermitosis menjadi dua, jumlah pengurus yang besar tak menjamin roda klub berjalan lancar. Hingga kini, pengurus duo PSMS masih punya utang kepada pemain dan tim pelatih.[Trubun]
0 comments:
Post a Comment